London Taxi Kickbike Mendorong Keberanian dan Kemandirian Balita

Anak kami alhamdulillah sangat aktif, eksploratif, dan ceriwis sekali di rumah. Setiap hari selalu ada bagian rumah yang ‘terjajah’ olehnya. Akan tetapi, kita di luar rumah bertemu suasana, tempat, dan orang baru, ia termasuk anak yang slow to warm up. Beberapa kali ke taman bermain juga belum berani sendiri, minta ditemani dan dipegangi. Terkadang bikin orang tuanya jadi gemes juga ya.
Siap bertualang, sumber gambar: dok. pribadi
Sampailah kepada saya informasi melalui media sosial tentang balance bike. Perlengkapan bayi atau balita berupa sepeda kecil beroda dua yang bisa dipakai mulai usia delapan belas bulan ini tidak ada pedalnya. Sesuai namanya, sepeda ini memang didesain khusus untuk anak belajar keseimbangan. Kalau sepeda roda dua dengan dua roda kecil pembantu di belakang, anak hanya belajar steering dan pedaling. Sedangkan dengan balance bike, anak belajar berani menyeimbangkan diri di atas sepeda juga. Nantinya ketika pindah ke sepeda roda dua berpedal, prosesnya akan sangat mudah. Sepeda ini juga melatih otot-otot kaki saat mendorong untuk menggerakannya. Keistimewaan lainnya, sepeda ini sangat ringan sehingga anak tak kepayahan saat membawanya.
Waktu itu saya tertarik, tapi karena harganya lumayan berkisar Rp 700.000,00 hingga lebih dari Rp 1.500.000,- tergantung merek, dan juga sudah memiliki tricycle berbahan plastik di rumah, jadi masih maju mundur untuk membelinya. Suami pun masih mempertanyakan fungsi dan keunikannya yang tanpa pedal itu. Saya tunjukkanlah kepada suami video tentang balance bike yang sudah booming di luar negeri sejak lama. Kalau di Indonesia baru populer satu – dua tahun ini, bahkan mulai ada lomba racing-nya juga di beberapa kota. Suami jadi tertarik sekali setelah melihat video anak-anak luar tersebut dan mengizinkan saya untuk segera membelinya.
Karena kami tinggal di Kotamobagu, Sulawesi Utara, belum ada toko yang menjualnya, maka membeli secara daring pun menjadi pilihan. Dengan berbagai pertimbangan dan browsing sana sini, pilihan jatuh pada London Taxi Kickbike. Kebetulan waktu itu sedang ada promo juga untuk merek lisensi dari Inggris tersebut.
Awalnya, anak kami tentu masih belum bisa memainkannya. Waktu itu usianya dua tahun delapan bulan. Dia masih seperti berjalan kaki dengan sepeda. Bahkan belum terbiasa duduk di sadelnya. Lucu sekali mengamatinya waktu itu. Lama kelamaan ia mulai bisa mendorong sepeda dengan kakinya sambil posisi duduk. Sekitar satu kemudian dia sudah bisa lebih cepat mendorongnya seakan berlari, bahkan sudah berani mengangkat kakinya ketika sepeda meluncur. Keseimbangan sepeda sudah dikuasainya alhamdulillah.


Kekurangan balance bike yang beredar di Indonesia adalah tidak dilengkapi dengan rem tangan. Anak jadi belajar menghentikan sepeda menggunakan kakinya saja. Akan lebih baik jika anak belajar keseimbangan, steering, dan memperlambat laju sepeda dengan rem tangan juga.
Kalau waktu baru punya balance bike, ia masih meminta kami yang mengangkat dan memarkir sepeda ke standarnya. Oh ya, standarnya sudah termasuk di dalam paket London Taxi Kickbike ini, jadi tak perlu khawatir untuk membelinya secara terpisah. Nah, setelah ia mulai bisa seimbang saat bermain, ia tak lagi rewel minta dibantu mengangkat dan memarkirnya. Semua dilakukannya dengan percaya diri.
Jika ingin berjalan kaki dengan anak untuk jarak yang cukup jauh, balance bike bisa jadi solusi. Anak kami kuat melintasi dua kelurahan dengan menaiki sepedanya. Padahal kalau jalan kaki, baru dekat saja sudah minta gendong. Hanya saja, kami selalu dikomentari oleh orang-orang di sepanjang jalan karena ke’aneh’an sepeda kecil yang tanpa pedal ini. Sepertinya hingga ini baru kami yang memilikinya di kota ini.
Manfaat lain yang kami rasakan setelah ia mahir dengan sepeda keseimbangannya ini adalah keberanian dan kemandiriannya yang semakin baik seiring pertambahan usia. Ia jadi berani mencoba hal-hal baru di luar rumahnya, berani manjat-manjat ke tempat yang menantang, berani main hujan padahal sebelumnya tidak pernah mau ketika ditawari, dan semakin berani bermain bersama teman tanpa menempel dengan ibunya. Ia yang tadinya jijik dengan mainan yang kotor-kotoran atau lengket, sekarang jadi berani memegang dan memainkannya. Jadi untuk yang belum membelikan bayi atau balitanya sepeda, saya sarankan langsung membeli balance bike daripada membeli tricycle terlebih dahulu. Manfaatnya sebanding dengan harganya, lagi pula awet hingga bisa diturunkan ke anak berikutnya.
Saya pun jadi mendapatkan inspirasi. Bahwa ketika hidup dan diri sudah seimbang, dari segi jasad dan ruhani, kita akan lebih berani dan mandiri dalam menjalani dinamika kehidupan. Ketika ada yang berat sebelah, tak pelak kekacauan akan mulai menghampiri hidup kita. Maka, seimbanglah dalam hidup. Kehidupan akan terus bergerak maju ke tujuan ketika kita bisa mempertahankan keseimbangan diri.
Catatan: review lain terkait ibu dan anak dari Bukalapak bisa diakses di sini. Semangat membersamai buah hati tercinta, Ibu.

#NonFiksi
#ODOPBatch6
#Bukareview
#Hari69

20 komentar:

  1. Baru tau nih ada sepeda tanpa pedal. Thank you infonya.

    BalasHapus
  2. Kedua anakku juga termasuk yang slow to warm up mb, tapi begitu uda WARM, bisaa heboh sama lawan bicara yang uda dikenalnya akrabbb ☺️

    BalasHapus
  3. Anakku jg penggemar balance bike 😍

    BalasHapus
  4. Wah balance bike emang pas banget buat anak ya mba

    BalasHapus
  5. Bisa sambil bobo, ga perlu digowes.. Hihii πŸ˜…

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. Iya Bu.. Belum lama masuk ke Indonesia sepeda keseimbangan ini. Ada juga yang produk lokalnya.

      Hapus
  7. Lucu, Mbaak lihat adik naik sepedanya... awal2 dibelikan, apa dia langsung suka Mbak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya alhamdulillah langsung suka. Karena sebelum sepedanya datang, kami sudah suka nonton video tentang anak-anak yang bermain balance bike ini.

      Hapus