sumber gambar: pixnio.com |
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Dia mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul, kami menjadi saksi". Supaya di hari kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya kami lalai dari ini." (Alquran Surat Al-A’raf ayat 172)
Maka tugas orang tua adalah menjaga fitrah tersebut. Kami
berusaha selalu mengaitkan aktivitas-aktivitas anak sehari-hari dengan
pencipta-Nya juga membaca doa beserta artinya. Anak di usianya memang masih
berpikir secara konkrit, sehingga menceritakan Allah yang belum pernah
tersensori melalui indranya bukan hal mudah. Di sinilah peran dialog iman. Karena
masih di bawah tujuh tahun, maka dialognya dikaitkan dengan hal-hal yang ia
rasakan. Kami berharap agar ia mengenal Tuhannya dengan baik, kemudian tumbuh
cinta kepada-Nya, sehingga ke depannya ia akan taat dan bertakwa dengan setulus
hati.
“Alhamdulillah, Allah beri rezeki kepada Hanif berupa
makanan dan minuman, sehingga Hanif jadi kenyang, sehat dan kuat. Allah baik
ya, Nak.”
“Allah itu yang menciptakan Hanif, Ibu, Ayah, meong, anjing, binatang-binatang, dan
tanaman-tanaman.”
“Hanif segar ya habis mandi? Alhamdulillah Allah menciptakan
air, sehingga ketika Hanif sudah kegerahan, bisa mandi dengan air yang menyejukkan
ini.”
Biasanya ketika saya dan suami mengatakan kalimat-kalimat di
atas dan sejenisnya, ia akan diam seolah mencerna dan tak jarang juga ia
mengulang kata-kata kami seakan meminta penegasan. Begitu pun, ketika ia
menginginkan sesuatu, sering kali kami ajari ia untuk memohon kepada Allah agar
mengabulkan harapannya. Ia memang termasuk anak yang ceriwis, sehingga kami
berusaha agar Allah menjadi kosakata yang akrab di lisannya.
Hal ini menjadi pengingat bagi orang tuanya untuk senantiasa
memperbaiki keimanannya, sehingga mampu menjaga fitrah iman pada jiwa titipan
Tuhannya. Karena Ayah Ibu bertugas menjadi teladan dalam perilaku-perilaku baik
sesuai yang Allah ridai, berkewajiban mengingatkan anak untuk tetap berpegang
teguh pada agama Allah, dan berperan membimbingnya kembali ke jalan yang benar
ketika melangkah di alur yang keliru.
#NonFiksi
#ODOPBatch6
#Hari62
Aku pernah baca mbak.. Kl ditanya Allah di mana, jangan dijawab ada di mana".. Tapi Allah ada di suatu tempat yg bernama Arsy. Namun, Allah selalu tau apapun yg kita lakukan..
BalasHapusCmiiw yaaa.. :)
Sepakat, Mbak. Jawabanku pun kurang lebih seperti itu ke Hanif. Tapi muncul pertanyaan lanjutan, "Jadi Allah turun dari langit, Bu?"
HapusMengajarkan anak mengenal Allah memang harus sedini mungkin ya mba. Banyak sekali orang tua yang "miss" tentang hal ini. Lalu nanti kalau anaknya sudah besar mereka bingung kenapa anaknya begitu
BalasHapusIya, semoga Allah memampukan dan memudahkan kita menjaga titipan-Nya sesuai rida-Nya ya.
HapusSaya dulu ketika anak anak masih kecil juga begitu. Harus mikir kalau mau jawab pertanyaannya. Snantianya berdoa semoga Allah memberikan pemahaman yang benar. Bukankah hidayah memang hak prerogatifNya
BalasHapusBetul, Bu.. Saya harus banyak belajar dari Ibu juga 😊
HapusMenemukan Allah dengan rasa dan logika. Indah bangetttt tulisannya mbaaa
BalasHapusTerima kasih, Mbak. Semoga bermanfaat ya 😊
HapusDalem pembahasannya 😢
BalasHapusSemoga ada hikmah yang bisa kita petik ya, Mbak 😊
HapusSaya dulu dibantu dengan buku anak, judulnya "Allah" dan itu sangat membantu
BalasHapusBoleh kirim foto cover bukunya, Mbak?
HapusDalem banget mbak, terima kasih sharingnya
BalasHapusSama-sama. Semoga ada hikmah yang bisa kita petik ya, Mbak 😊
Hapus