Ini dia penampakan ecobrick pertama kami |
Walau sudah berusaha
mengurangi penggunaan, bahkan sering menolak plastik saat berbelanja, tetap
saja ada plastik yang masuk ke rumah kita karena terpaksa. Seperti kemasan
makanan dan minuman, pembungkus bahan makanan ataupun barang yang mau tak mau
menjadi sampah di rumah. Beberapa kali juga ada penjual yang tetap memaksa
membungkus belanjaan dengan kantung plastik, padahal sudah saya tolak
berulang-ulang. Alhasil terbawa juga plastik tersebut karena kalau saya
tinggalkan akan mereka buang juga dan berujung menggunung di TPA (Tempat
Pembuangan Akhir).
Ini bukan Gunung Rinjani ya, tapi gunung sampah. sumber gambar: www.liputan6.com |
Saat ini sebagian besar
TPA masih menggunakan system Open Dumping,
yakni membuang sampah pada suatu cekungan tanpa menggunakan tanah sebagai
penutup sampah, secara terbuka. Bayangkan jika musim hujan tiba! (Wardhani, 2018)
Sampah-sampah yang kita
buang pada tempatnya saja bisa tercecer sampai ke laut, apalagi yang dibuang
sembarangan tanpa nurani.
sumber gambar: www.huffingtonpost.com |
Terbayangkah oleh kita
berapa banyak sampah dari tujuh miliar orang di bumi yang terkumpul di laut?
sumber gambar: www.phys.org |
Kumpulan-kumpulan
sampah plastik di Samudera Pasifik yang dikenal dengan sebutan The Great Pacific Garbage Patch kini
makin meluas dengan ukuran luar biasa. The
Great Pacific Garbage Patch ini adalah kumpulan sampah-sampah plastik yang
mengambang di lautan antara Hawaii dan California, terus membesar hingga
berukuran 1,6 juta km2, atau hampir seluas daratan Indonesia (1,9
juta km2). Hal ini dilaporkan dalam jurnal Scientific Reports yang
dipublikasikan oleh majalah Nature pertengahan bulan Maret lalu. (Ruhana, 2018)
Sedih, gelisah, dan
merasa bersalahkah kita melihat fakta-fakta tersebut? Bahkan ternyata setiap
plastik yang pernah dibuat, masih ada hingga kini karena butuh minimal 500
tahun untuk membuatnya terurai (Gonzaga, 2017) . Sedangkan kita terus saja menambah pemakaian
dan membuang plastik setiap harinya, sehingga menumpuk dan mulai merusak alam.
sumber gambar: www.hardrainproject.com |
sumber gambar: www.funtof.com |
Penyu tak bisa bedakan plastik dan ubur-ubur 😢
sumber video: akun instagram @greenpeaceid
Maka dari itu, saya dan
suami (juga anak kami yang berumur 2 tahun 10 bulan) mulai mengumpulkan
plastik-plastik, sedotan, dan sedikit sterofoam
yang terlanjur menjadi sisa konsumsi. Kemudian menjadikannya ecobrick. Cara membuatnya dapat disimak
pada gambar berikut.
sumber gambar: akun instagram @ecobricks.planet.solved |
Lalu setelah jadi mau
dibikin apa? Silakan cari di media sosial dengan tagar #ecobrick. Ada banyak inspirasi
yang akan kita temukan. Di bawah ini beberapa contohnya. Bahkan ada yang
menjadikan pelaminan dari 1.888 buah botol ecobrick
dengan berat 425 kg plastik terkunci dan tidak menjadi sampah lagi.
sumber gambar: akun instagram @trash4cycle |
sumber gambar: akun instagram @planetcare |
sumber gambar: akun instagram @planetcare |
sumber gambar: akun instagram @dwinalubna |
sumber gambar: akun instagram @dwinalubna |
sumber gambar: akun instagram @dwinalubna |
sumber video: akun instagram @gigadgets
Membuat ecobrick memang cukup mudah dan tidak memerlukan mesin apapun, serta bisa menjadi salah satu solusi kreatif bagi pemanfaatan sampah plastik yang terlanjur ada. Akan tetapi yang lebih penting adalah sikap kita untuk terus berusaha mencegah terjadinya sampah, memilah yang telah dikonsumsi, dan mengolah apa yang tersisa dan akan terbuang. Itulah 3-ah yang diajarkan oleh DK. Wardhani, founder gerakan #belajarzerowaste.
Yuk, sudah saatnya
peduli dan beraksi sebagai rasa terima kasih atas nikmat bumi yang telah begitu
banyak kita reguk. Jangan lupa ajak dan bagikan ceritamu, agar semakin banyak
orang yang juga bergerak merawat bumi
dengan sepenuh hati.
Referensi:
Gonzaga, D. (2017, Januari 20). Setiap plastik
yang pernah dibuat, masih ada hingga kini. Berikut ceritanya. Diambil
dari Greenpeace Indonesia:
http://www.greenpeace.org/seasia/id/blog/setiap-plastik-yang-pernah-dibuat-itu-masih-a/blog/58552/
Ruhana, E. I. (2018,
Maret 27). Kini, Sampah Plastik Samudera Pasifik Hampir Seluas Daratan
Indonesia. Diambil dari National Geographic Indonesia:
http://nationalgeographic.grid.id/read/13309805/kini-sampah-plastik-samudera-pasifik-hampir-seluas-daratan-indonesia
Wardhani, D. K.
(2018, September 1). Menuju Hidup Minim Sampah: Ada Apa Gerangan dengan
Sampah? Indonesia.
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day3
#belajarzerowaste
#minimsampah
#selamatkanbumi
#sampahkutanggungjawabku
Wahh bisa jadi alternatif baru juga nihh ide ecobrick, membuat sampah plastik jdi lbh berdaya guna
BalasHapusKreatif, nih. Good Job :)
BalasHapus