Adek Janin (bagian 4)


“Seratus lima puluh ribu.” Ucapnya dengan amat ramah. Saya sedikit kaget dengan harganya karena rasanya waktu kehamilan pertama tidak semahal itu, ya iya lah tiga setengah tahun lalu. Akan tapi tetap membayar sambil menyembunyikan ekspresi yang mungkin muncul dan tak lupa mengucapkan terima kasih.
Kemudian kami keluar dari ruang praktik dokter dan menuju apotek klinik tersebut. “Seratus tiga puluh lima ribu, Bu,” ucap kasir apotek sambil menyiapkan suplemen untuk saya minum selama dua minggu. Sambil menyerahkan uangnya, saya bergumam dalam hati, lumayan juga ya. Waktu hamil pertama suplemen untuk sebulan ‘hanya’ sekitar seratus ribu rupiah. Mungkin efek dolar yang kini telah menyentuh nilai tukar Rp 15.000,00.
 “Yang, yakin mau periksa dua minggu lagi?” Tanya suami ketika akan menaiki motor kembali ke rumah, seakan kami bertelepati sedari tadi.
“Hehehe. Kenapa, Mas? Lumayan ya?” jawab saya sambil meringis dan belum yakin untuk memberikan jawaban.
Iyo no, hahaha.” Katanya menertawai pertanyaan retoris saya.
“Mau coba di RSUD aja deh, Mas Insya Allah sedikit lebih murah. Jadi kerasa ya karena sekarang BPJS enggak cover USG hingga lima kali kayak dulu. Selain itu juga, ini suplemennya hanya untuk dua minggu, jadi mau kontrol lagi untuk tahu apa ganti suplemen atau enggak.”
***
Esok paginya, saya sudah janjian dengan Ses Nyoman, bidan Pustu (Puskesmas Pembantu) Kelurahan Pobundayan untuk mengambil buku KIA di sana. Saya pun pergi ke sana bersama Hanif menaiki bentor. Dari rumah ke depan jalan, saya berjalan kaki dan Hanif memakai balance bike-nya. Ia selalu bergembira tiap saya ajak ke luar rumah, apalagi dengan membawa sepeda andalannya.
Sesampainya di Pustu, Ses Nyoman, yang juga sedang hamil enam bulan, mewawancarai sambil mengisi data diri dan kehamilan saya. Hanif memperhatikan dengan seksama. Seakan bersiap melindungi ibunya.
Entah mengapa saat itu saya merasa amat terharu dan berterima kasih kepada Hanif yang pengertian dan bergembira menemani ibunya ke sana ke mari. Semoga kelak ia menjadi kakak terbaik bagi adik-adiknya.
***
“Ibu, Adek Janin udah bobo?”
***
Adek Janin lagi ngapain, Bu?”
***
“Ibu, Adek Janin udah bangun? Mau lihat dong, Bu Adek Janinnya.”

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day24

Tidak ada komentar:

Posting Komentar