Adek Janin (bagian 3)


Hanif pun mulai bosan berada di Puskesmas. Beberapa kali dia katakan, “Ibu, pulang yuk!”
“Tunggu Ibu selesai diperiksa dulu ya.” Syukurlah ia masih sabar dan kembali mengajak saya bercerita.
“Ibu, Kakak itu mirip Kakak Abi ya?” Tanyanya sambil menunjuk salah satu anak ibu yang sedang diperiksa tadi.
“Hmmm. Mirip sedikit, hehehe.” Jawab saya sambil tersenyum teringat pada suami yang sering memirip-miripkan orang, padahal tidak mirip menurut saya.
“Kalau Kakaknya mirip Kakak Fahri, Ibu!”
“Ah masa sih, Nak?” Jawab saya sambil menahan tawa karena lagi-lagi kurang mirip.
“Iya, Ibu!” Jawabnya yakin, saya pun tertawa.

Tibalah giliran ibu hamil kedua yang diperiksa. Saya katakan kepada Hanif untuk tetap duduk di kursi saat nanti saya harus naik ke tempat tidur dan diperiksa. Alhamdulillah, ia tetap duduk tenang sambil memperhatikan sekali saat saya sedang diperiksa. Saya pun tak lupa berterima kasih kepadanya atas sikap baik tersebut.
Setelah saya tanyakan ke bidan yang memeriksa. Ternyata, sekarang sistem BPJS sudah lebih computerized, ada aplikasi yang harus diisi untuk dapat surat rujukan. Berbeda dari zaman saya hamil Hanif dulu, sekitar tiga setengah tahun yang lalu. Rujukan ke dokter kandungan tidak bisa diminta setiap bulan seperti dulu. Rujukan baru akan diberikan jika memang ada indikasi kehamilan tertentu yang mengharuskan pemeriksaan dengan USG ke dokter kandungan.
Malam harinya, suami menawarkan untuk memeriksakan kehamilan saya ke klinik dokter kandungan. Saya pun akhirnya setuju. Alhamdulillah tidak mengantre dan kami bertiga langsung masuk ke ruang praktik dokter setelah melakukan pendaftaran. Hanif pun memerhatikan bagaimana saya diperiksa. Ia juga melihat ke layar yang menunjukkan hasil USG. Baru terlihat kantung kehamilan berukuran 1,7 cm karena memang usia kandungan baru sekitar enam minggu. Dokter menyarankan untuk kembali kontrol dua minggu berikutnya untuk melihat janinnya.
“Dokter berikan suplemen kalsium untuk dua minggu ini, ya. Makan sedikit-sedikit tapi sering. Kurangi dulu gorengan untuk mengurangi mual.” Beberapa nasihatnya saya terima dengan anggukan dan senyuman.

***bersambung***


#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar