Berani Mengakui Kesalahan dan Memperbaikinya

Beberapa rumah di Kampung Lodan, Jakarta Utara rusak dan nyaris ambruk pada Ahad, 18 November 2018 lalu. Hal ini terjadi setelah tanah ambles karena pengerukan Sungai Ciliwung dan pembangunan turap. Dari berita yang dilansir TEMPO.CO, seorang warga terkena dampak longsor menerangkan bahwa petugas menemukan bangkai mesin menempel di tanah. Ia menduga penarikan bangkai mesin tersebut yang menjadi penyebab utama longsor. Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang belum memastikan penyebab longsor, menyatakan bahwa fondasi tanggul di sungai Jakarta tidak ditanam cukup dalam sehingga pengerukan di bagian tengah sungai kurang efektif. Akan tetapi pengerukan agak ke pinggir meningkatkan potensi longsor.
sumber gambar: tempo.co
Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Teguh Hendarwan mengakui kesalahannya dan berkomitmen akan memperbaikinya. Beliau mengatakan bahwa sebenarnya Dinas Sumber Daya Air tidak sembarangan melakukan pengerukan, perlu ada kajian jarak dan kedalaman sungai terlebih dahulu. Kejadian ini karena tidak ada penghitungan sebelum pengerukan.
Saya salut dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mengakui kesalahannya. Alih-alih berlepas tangan atau bahkan mencari kambing hitam, mengakui bahwa kita bersalah adalah bentuk tanggung jawab yang patut diteladani. Sebagai pemerintah pelayan masyarakat, sikap mulia tersebut membawa dampak positif bagi rakyat. Bahwa pemerintah hadir, dekat, dan tanggap peduli kepada mereka. Tentunya dengan upaya-upaya perbaikan atas kejadian buruk tersebut. Lagi pula, pengerukan sungai tersebut juga dilakukan dalam rangka upaya mencegah terjadinya banjir demi keamanan dan kenyamanan warga.
Setiap manusia tentu pernah berbuat salah, tetapi hanya yang berjiwa besar yang berani mengakuinya. Dengan begitu, kita akan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dengan mengoreksi kesalahan yang telah disadari dan diakui.
“Setiap anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah bertaubat.” (Hadis Riwayat Turmudzi)
Kebanyakan manusia, ketika terjadi sesuatu yang buruk, malah sibuk menunjuk-nunjuk orang lain sebagai yang bersalah. Sulit untuk bisa segera mengintrospeksi diri sendiri, apalagi mengakui kesalahan dan meminta maaf. Kita seolah terbiasa mencari kesalahan di luar diri. Padahal manusia bukan makhluk sempurna tanpa dosa dan harus pandai menghisab diri sendiri agar dapat segera bertaubat sebelum napas tercekat.
Sikap mulia ini yang sudah jarang kita temui pada pribadi masa kini. Tugas kita sebagai orang tua akhir zaman untuk dapat menanamkan sikap berjiwa besar dan penuh tanggung jawab ini kepada anak-anak kita.
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. (Alquran Surat Ali-‘Imran ayat 135)

#NonFiksi
#ODOPBatch6
#Hari71

12 komentar: