Beberapa menit menunggu, akhirnya
seorang perawat laki-laki yang tadi duduk di loket mendorong kursi roda saya. Tersusul
lah suami yang tengah panas hati karena dioper ke sana ke sini tanpa ada
perawat yang sigap membantu. Jadilah perawat yang tengah mendorong saya terkena
luapan emosinya. Segera sadar kekhilafannya, suami langsung meminta maaf. Perawat
itu pun santai dan mengerti kegelisahan yang tengah kami alami.
Saya segera dibaringkan di salah
satu dari ketiga ranjang yang ada di ruangan bersalin. Perawat berseragam hijau
lumut mengukur tensi saya beberapa kali dan kelihatan bingung. “Kok cuma enam
puluh?” bisiknya namun masih dapat ditangkap oleh pendengaran saya. Ia pun
keluar dan memanggil temannya.
Seorang petugas bertuliskan Bidan Ayu di seragamnya kembali mengukur
tekanan darah saya. “Ibu enggak
pusing? Tensinya cuma enam puluh.”
“Enggak,
Ses. Cuma lemas,” jawab saya.
Bidan Ayu pun keluar dan perawat
sebelumnya kembali datang menanyakan beberapa kali sambil keheranan karena saya
tidak merasa pusing walau tekanan darah amat rendah.
“Ibu belum makan?” tanyanya
menyelidiki.
“Iya, belum.” Saya teringat tadi tak
selera makan sebelum pergi dari rumah. Selain itu belum ada lauk yang tersedia
karena seharian terbaring.
Suami bergegas keluar membeli roti,
air mineral, minuman manis, serta sari kacang hijau untuk memperbaiki kondisi
saya. Ia pun diminta perawat untuk menebus resep di apotek. Suami yang tangguh
harus bolak-balik mengurusi ini itu untuk istrinya sendirian. Saya juga
ditinggal makan sendiri karena memang kami hanya bertiga di kota ini. Takdir Allah
juga yang membuat Ibu Mertua ada di sini menjaga Hanif di tengah kondisi kalut
kami. Kalau tak ada Ibu Mertua, saya tak bisa bayangkan Hanif akan bagaimana.
Setelah tensi darah mulai membaik,
perawat hendak mengambil darah saya untuk diperiksa. Akan tetapi berkali-kali
ia katakan pembuluh darah saya halus sehingga sulit untuk mengambil darahnya. Ia
telah coba di lengan kiri saya, darah tidak keluar padahal lengan sudah diikat
dan ditepuk-tepuk agak keras.
***bersambung***
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day52
Tidak ada komentar:
Posting Komentar