Sepulang dari bermain, dengan antusias Rio
menghampiri Papanya. “Pa, Toni pe Papa1 ada jual motor. Murah,
cuma dua ratus ribu, Pa. Beli jo Pa supaya boleh mo bajalang ke sana kamari
deng itu motor2.”
“Ah iyo? Butul-butul ini? Bukang dusta-dusta?”3 Papa
Rio antara percaya tidak percaya.
“Iyo, butul, Pa. Tanya jo pa dorang,”4 jawab
Rio dengan yakin.
Mereka pun bergegas pergi ke rumah Toni di
kampung sebelah dengan berjalan kaki. Senang sekali mereka membayangkan akan
segera mewujudkan mimpi memiliki sepeda motor sendiri.
“Selamat siang.” Papa Rio mengetuk pintu rumah
Toni beberapa kali.
Toni membukakan pintu. “Oh, Papa Rio. Mari jo
dang masuk ka dalam. Kita5 mo panggil pa Papa dulu ne.”
Papa Toni segera menghampiri mereka. Papa Rio
tak sabar dan langsung menanyakan perihal motor yang dijual. “Ada jual motor
kata? Butul cuma dua ra?6 Masih bagus-bagus toh itu motor?”
“Oh … iyo, butul. Bagus-bagus. Sehat-sehat dia,”
jawab Papa Toni.
“Mana dang tu motor? Kita mo liat dulu,” seru
Papa Rio.
“Motor, Motor … Motor …” Papa Toni
memanggil-manggil.
Guk guk guk. Seekor anjing muncul
dari belakang rumah dan bersuara seolah mengiyakan panggilan sang majikan. Rio
dan Papanya terheran. “Mana dang depe motor?7”
Sambil mengusap dan menunjuk anjingnya, Papa
Toni berkata, “Dia ini Motor no8.”
***
#TantanganODOP5
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day42
#fiksi
______________
1Papanya Toni (Bahasa Manado).
2Beli saja, Pa supaya bisa jalan-jalan ke sana ke
mari menggunakan motor itu (Bahasa Manado).
3Ah iya? Betul ini? Bukan dusta? (Bahasa Manado).
4Iya, Betul, Pa. Tanya saja sama dia -maksudnya
Papa Toni- (Bahasa Manado).
5Saya (Bahasa Manado).
6Betul cuma dua ratus ribu? (Bahasa Manado).
7Mana motornya? (Bahasa Manado).
8Kata untuk menyatakan penegasan
(Bahasa Manado).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar