Beberapa
kali terakhir menghadiri undangan pesta pernikahan membuat saya merenung. Kondangan
aja pakai merenung ya? Mungkin karena
acara sambutannya lama sekali, maka banyak waktu dihabiskan untuk berpikir dan
memperhatikan orang lain. Iya, waktu datang ke acara pernikahan nan megah, saya
bergumam. Mampukah kami menyelenggarakan acara pernikahan anak-anak kami dengan
layak? Ah, yang penting kan pernikahannya yang berkah, bukan perayaannya yang
harus mewah. Pernah juga ketika datang ke acara pernikahan yang diselenggarakan
sesuai syariat. Saya mengajak suami agar nanti membuat konsep acara yang mirip
untuk pernikahan anak-anak kami agar menghindari kemudaratan dan memasyarakatkan
nilai-nilai Islam.
Teringat
juga dengan acara pernikahan kami yang sederhana tapi tetap meriah dan
membahagiakan. Walau ada sedikit kekecewaan pada bagian make up dan fotografi yang kadang membuat saya iri ketika melihat
pernikahan teman yang kece badai. Tapi
saya kembali sadar, itu semua hanya hiasan. Kehidupan setelah pesta perkawinan
lah yang lebih penting untuk dibangun dengan sungguh-sungguh. Walau katanya
hanya pesta sekali seumur hidup, tapi hari-hari setelah pesta itulah yang harus
kita jaga kebaikan dan keberkahannya seumur hidup.
Kalau
kembali diingat lebih ke belakang lagi, waktu masih jomblo dulu, datang kondangan malah galau. Kapan ya giliran saya? Kayaknya enak ya jadi pengantin. Saya pingin acara pernikahan yang begini,
begitu, dan lain-lain. Masih cetek dan seputar itu-itu saja yang dipikirkan. Sempat
terpikir juga sih apakah orang tua
mampu untuk membiayai. Mungkin cukup dilakukan sederhana saja pun sempat
terlintas di benak.
Saya
pun jadi rindu dengan masa-masa di mana datang kondangan merupakan suatu kesenangan.
Karena kondangan berarti bisa makan enak. Apalagi kalau tempatnya di gedung,
maka saya dan sepupu akan saling berebutan untuk ikut.
Itulah
hidup. Sewajarnya pemikiran kita terus berkembang seiring pengalaman dan ilmu
yang terus bertambah. Semoga selalu mengarah pada kebaikan dan rida Allah subhanahu wa ta’ala.
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di
antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang
laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan
kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha
Mengetahui.” (Alquran Surat An-Nur
ayat 32, salah satu ayat yang dibacakan suami saya pada akad nikah kami)
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar