Ia coba pindah ke lengan kanan,
katanya sulit mendapatkan pembuluhnya. Lalu ia pun keluar sebentar dan kembali
lagi dengan peralatan infus. Suami sudah datang menemani kembali. Sang perawat kembali
berusaha mencari pembuluh darah saya di tangan kiri, tapi tak didapatkannya. Pindahlah
ke tangan kanan, alhamdulillah akhirnya dapat juga. Lumayan sakit saat jarum
menancap di atas tangan saya. Suami menguatkan dengan menggenggam erat tangan
kiri saya sambil mengelus-elus kepala.
Setelah mengisi darah ke tabung,
perawat segera memasang infusnya. Suami diminta mengantarkan tabung tersebut ke
bagian laboratorium dan membawa kembali hasil pemeriksaannya. Saya memintanya
membawa sebungkus roti untuk dimakan sambil menunggu di sana. Kasihan, ia pun
sama laparnya dengan saya.
Selama ditinggal suami ke
laboratorium, saya dipasangi kateter dan diberikan infus dengan kecepatan yang
cukup tinggi. Saya sudah tak bisa menghitung lagi berapa banyak botol infus
yang diberikan selama saya di ruang bersalin karena saking cepatnya diisi
ulang. Tak sampai satu jam kantung kateter saya sudah berisi urin 1700 liter
dan hampir tak sadar akan segera penuh. Ternyata begini rasanya dipasang
kateter. Sungguh banyak hal pertama yang saya rasakan di malam ini. Inilah pengalaman
pertama saya dirawat di rumah sakit, naasnya terjadi saat kami di rantau jauh
dari sanak saudara.
Sekitar pukul 22.00 WITA suami
pulang karena harus mengambil sprei untuk dipasang di ranjang ruang rawat, baju
dan beberapa keperluan saya termasuk obat penguat kandungan. Saya akan dipindahkan ke sana setelah semuanya
siap. Padahal saya berharap tak perlu sampai menginap. Akan tetapi perawat
mengatakan kondisi tak memungkinkan untuk pulang malam ini. Setengah jam sebelumnya
saya sempat menanyakan ke Ibu Mertua melalui pesan WhatsApp.
Hanif lagi ngapain, Bu?
Setengah jam kemudian masuk balasan
di telepon genggam saya.
Masih mainan, Nak. Enggak rewel kok,
yang tenang dan sabar aja ya, Nak.
Suami lalu menelepon menanyakan baju
apa saja yang hendak dibawa. Kemudian saya berbicara kepada Hanif bahwa malam
ini ibunya harus tidur di rumah sakit.
***bersambung***
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day53
Tidak ada komentar:
Posting Komentar