Jalan Sepi Pilihan Almira (versi 2)

sumber gambar: www.ambau.id

“Nak, enggak mau ikut daftar PNS kan? Kenapa?” Pertanyaan ibu mertua Almira memecah keheningan makan malam mereka berdua di sebuah rumah di pinggiran Jakarta Timur.
“Biar enggak bingung, Bu, kalau nanti Mas Adri dipindahtugaskan lagi. Mira tinggal ikut saja. Enggak perlu galau mau terus kerja tapi berjauhan atau harus pilih resign.” Jawab Almira penuh keyakinan.
“Oh. Iya juga sih, sekarang saja jerawatmu sudah bertambah terus karena jauh dari suami.” Ibu mertua Almira meledeknya sambil terkekeh. Tapi raut wajah keheranan tak dapat disembunyikannya. Ia yang bertahan hidup dan menghidupi hingga menikahkan anaknya dari penghasilan sebagai PNS sejak suaminya meninggal lima belas tahun lalu tentu merasa tak habis pikir dengan menantunya. Apoteker dari UI yang sedang meneruskan pendidikan S2 Farmasi di Unpad memilih akan mengabdi di rumah saja. Apalagi beliau turut membantu biaya pendidikan Almira karena ayahnya baru saja meninggal tanpa menyisakan harta warisan.
Almira hanya terkekeh. Yang ada di pikirannya sekarang adalah segera menyelesaikan kuliah dan menyusul suaminya ke Kotamobagu. Salah satu kota yang berada di Provinsi Sulawesi Utara yang menjadi tempat tugas Adri kini. Almira baru satu kali ke sana saat sudah tak tahan lagi menahan rindu kepada suaminya. Ia sudah sangat siap meninggalkan gemerlap dan segala kemudahan kota Jakarta. Tempat dia tumbuh besar hingga bertemu suaminya dan menikah.
Inilah jalan sepi yang Almira pilih. Sering dipandang aneh oleh orang lain, bahkan keluarganya sendiri. Almira yakin, walau tidak menjadi PNS, rezeki yang telah Allah takdirkan untuk keluarga mereka tidak akan berkurang. Karena rezeki sudah ditentukan oleh-Nya. Karena rezeki bukan hanya tentang harta.

#TantanganODOP2
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day19
#fiksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar