Kenyal dan Bergerak

Setelah pada tulisan sebelumnya membicarakan hal-hal serius, kali ini saya mau menceritakan kenangan yang kalau diingat rasanya kocak, menggelikan, dan bisa jadi memalukan. Akan tetapi, semoga kejadian waktu itu tetap bisa diambil hikmahnya oleh kamu yang saat ini sedang membaca.
sumber gambar: www.pieroindonesia.com

Masa itu saya masih duduk di bangku SMA kelas X. Ketika SD dan SMP, sekolah dapat ditempuh dengan berjalan kaki, lain halnya sejak SMA saya harus menaiki angkot untuk mencapai sekolah. Butuh penyesuaian bagi diri saya yang suka mepet-mepet datang ke sekolah pada awalnya. Bahkan pernah juga saya dipulangkan karena sudah melebihi batas terlambat yang diizinkan. Sungguh tak patut ditiru.
Pagi itu, pagi yang sibuk seperti biasa. Selepas bangun tidur dan shalat subuh, saya sarapan sembari mengantre kamar mandi. Iya, karena tinggal di rumah kakek nenek bersama dua tante dan empat sepupu, saling menggedor pintu kamar mandi menjadi hal yang biasa. Selesai mandi dan berpakaian, tak lupa tas sekolah yang beratnya seperti bawaan orang mau mendaki sudah berada di punggung. Kemudian saya pamit pada orang rumah dan bergegas memakai sepatu Piero warna hitam pemberian ayah tersayang.

Saya berjalan setengah berlari ke arah jalan raya untuk menaiki angkot. Setelah menunggu beberapa menit di depan kantor RW, tempat biasa saya menunggu, angkot tak juga muncul. Jadilah saya lanjutkan berjalan ke arah sekolah sambil sesekali melihat ke belakang kalau-kalau mobil merah itu muncul. Tak terhitung sudah berapa kali saya melihat jarum jam tangan yang terus bergerak dengan perasaan resah. Hingga akhirnya saya melihat seorang tukang ojek yang sedang ngetem. Setelah tengak-tengok dan tak ada tanda-tanda kedatangan angkot, saya pun melambaikan tangan ke arah ojek tadi.
Alhamdulillah, jalanan lancar dan saya bisa sampai di depan gerbang sekolah sebelum bel tanda masuk berbunyi. Sebenarnya, sejak mulai berjalan kaki dari rumah saya merasa ada yang aneh di dalam sepatu, di ujung depan kaki kanan. Seperti ada sesuatu yang kenyal dan bergerak-gerak. Tapi tak saya hiraukan karena sedang memburu waktu menuju sekolah.
Ketika sudah turun dari ojek, rasanya semakin tak nyaman dengan sesuatu yang bergerak di dalam sepatu. Lama-lama jadi takut ada makhluk apakah di ujung kaki ini. Karena semakin ngeri, saya buka sepatu sambil dilempar agak jauh. Keluarlah seekor ….. KODOK! Astaghfirullah, jadi yang dari tadi menggelitik di kaki adalah makhluk yang suka bikin saya bergidik kala melihatnya. Untungnya masih ada kaus kaki yang melapisi sehingga kulit tak bersentuhan langsung dengannya. Hiiiii…
Setelah kejadian itu, saya selalu mengecek isi sepatu sebelum memakainya. Mungkin pengingat juga untuk bangun lebih pagi lagi, sehingga tak terburu-buru dan ditumpangi oleh kodok. :-P

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar