Pindahan (bagian 4)

Pindahan (bagian 3)

Sepuluh bulan kemudian, setelah penuh dengan perjuangan, drama dan air mata, alhamdulillah saya dinyatakan lulus dan menyandang gelar Magister Farmasi. Yang mana seminggu sebelum Sidang Hasil Penelitian, Aba wafat dan meninggalkan kerinduan mendalam hingga kini. Tanpa menunggu jadwal wisuda yang berselang tiga bulan setelahnya, saya bersiap menyusul suami. Inilah pindahan saya yang ketujuh, dari Kota Jakarta ke Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara tempat suami bertugas saat itu hingga sekarang. Kepindahan ini sebenarnya awal dari banyak kepindahan berikutnya. Hal ini adalah konsekuensi yang saya pilih dari menikahi suami yang bersedia ditempatkan bekerja di seluruh Indonesia.

Kami pun memulai hidup baru di sebuah rumah kontrakan. Hingga kini, sudah hampir empat tahun kami menjalani suka duka rumah tangga di rumah ini. Mulai dari mencicil membeli perabotan, beradaptasi hidup di kampung orang mulai dari belajar bahasa, budaya, hingga makanannya. Di sini pun kami merasakan degup bahagia kala melihat garis dua di strip uji kehamilan, sampai merasakan momen terlahir sebagai orang tua baru. Rumah ini pula tempat anak pertama kami tumbuh mulai dari bayi merah hingga sekarang akan berusia tiga tahun. Tentunya juga menjadi tempat kami learning by doing untuk menjadi pembimbing terbaik buah hati amanah Ilahi.
Sayangnya kenyamanan kami tinggal di sini terusik dengan anjing baru peliharaan tetangga belakang yang sering buang air besar di halaman. Lagi pula rumah ini akan segera dijual oleh pemilik barunya. Pemilik lama menjualnya karena terlilit utang beberapa tahun lalu. Sedangkan si empunya yang baru ingin menjual karena memang sebenarnya tak ada niat untuk berinvestasi dalam bentuk properti.
Setelah merasa lelah dan cukup untuk berkeliling dan melihat-lihat tak kurang dari enam rumah kontrakan, kami memutuskan memilih salah satunya. Walau tidak bisa memenuhi semua hal yang didambakan, semoga ini yang terbaik yang menjadi jodoh kami. Letaknya pun cukup dekat dengan rumah kontrakan yang sekarang masih kami tempati. Masih satu komplek. Mungkin lain waktu akan saya ceritakan proses pencarian rumah kontrakan yang ternyata cukup menguras emosi juga.
Satu setengah bulan dari sekarang kami akan pindah ke rumah kontrakan yang baru. Berarti ini akan jadi momen pindahan saya yang kedelapan. Dari sekarang saja saya sudah mulai merasa gundah, karena akan jauh dari tetangga yang baik-baik dan sudah cukup akrab. Apalagi anak saya sudah memiliki beberapa teman di sini. Belum lagi memori-memori yang banyak terukir di sini sepertinya akan cukup memberatkan saya kala proses pengepakan barang. Semoga harapan penghidupan yang lebih berkah menguatkan langkah kepindahan kami.
Pindahan memang berat, karena bukan hanya barang seabrek yang harus dibawa, kerelaan untuk meninggalkan tempat kenangan dan orang terdekat juga harus dilakukan. Tapi yakinlah, kau akan temukan sahabat, kenangan, dan pengalaman baru yang membuatmu bertumbuh menjadi insan yang semakin baik.

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar