Danau Mooat

Dalam rangka Hari Statistik Nasional, 26 September 2018 lalu, Badan Pusat Statistik Kota Kotamobagu melakukan rangkaian kegiatan bertempat di Danau Mooat. Acara ini melibatkan para pegawai, dharma wanita, dan para mitra statistik. Sebagai salah satu anggota dharma wanita, saya juga berkesempatan hadir di sana dan terinspirasi untuk menuliskan review.


Gerbang Masuk Kawasan Wisata Danau Mooat
Udara dingin nan sejuk menyelimuti walau cuaca sedang panas karena terletak di daerah pegunungan dengan curah hujan relatif tinggi. Danau yang terletak di Desa Mooat, Kecamatan Mooat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur ini merupakan danau vulkanik terbesar kedua di Provinsi Sulawesi Utara. Terbentuk dari bekas kawah gunung purba, Danau Mooat memiliki luas sekitar 617 ha dan merupakan bagian dari Kawasan Cagar Alam Gunung Ambang yang dapat menyegarkan mata dengan keindahannya. 
Siapa bisa menemukan sedikit typo di foto ini?
Berada di ketinggian 1.100 mdpl dan di sekitar area pertanian sayur-sayuran menjadi daya tarik tersendiri. Wisatawan juga dapat memetik sayuran di pinggir danau, menyewa perahu nelayan, dan memancing ikan di sana. Ada beberapa ikan tawar yang hidup di sana, yaitu ikan nilem, ikan mas dan ikan sidat yang biasa disebut sogili oleh masyarakat lokal. Sogili (Anguilla celebesensis) berbentuk seperti belut dan berwarna putih kekuningan di bagian dadanya dan merupakan ikan yang dilindungi karena terancam punah.
Luasnya danau tidak dapat ditangkap seluruhnya oleh kamera dari pinggir danau.
Mo’oat berasal dari bahasa Mongondow yang berarti ‘tanah yang timbul di tengah air’. Di tengah danau terdapat pulau kecil yang bernama dataran Libutong. Pulau ini dapat wisatawan capai dengan menggunakan perahu nelayan. Wisatawan dapat melihat pemandangan danau dari atas melalui tempat wisata Villa Indah Mooat­ yang berada di seberang danau dengan setting tempat di perbukitan.
Foto dengan latar belakang Danau Mooat diambil dari Vila Indah Mooat, terlihat pulau kecil di tengah danau.
Dermaga di bawah tulisan Danau Mooat
Untuk mencapai danau ini, wisatawan dapat menggunakan kendaraan pribadi atau jasa tour karena transportasi umum relatif sulit. Jarak dari Kotamobagu sekitar 17 Km, sedangkan dari Tutuyan, Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, sekitar 35 Km, dan dari Manado sekitar 163 Km. Di sekitar lokasi danau banyak warung-warung makan menjual jagung rebus dimakan dengan sambal yang menjadi keunikan kuliner Sulawesi Utara. Ada juga berbagai menu mi, mulai dari mi cakalang, mi ayam, hingga mi ceplok, serta kopi dan teh.




Jalan kaki ke bawah menuju 
Pemerintah kabupaten sudah banyak melakukan pemugaran Kawasan Wisata Danau Mooat. Hampir empat tahun lalu saat pertama kali berkunjung ke sini, kondisinya masih apa adanya, bahkan kamar mandinya pun masih belum permanen. Akan tetapi sekarang sudah cukup bagus dengan adanya papan penunjuk arah, musala, dan kamar mandi. Serta hiasan bertuliskan Danau Mooat di tepi danau yang dapat menjadi spot foto wisatawan. Sayangnya, musala masih kosong. Belum ada perlengkapan seperti sajadah dan mukena, sehingga kami salat hanya beralaskan lantai yang lumayan dingin.
Mari jo pigi Danau Mooat
Secara keseluruhan, Danau Mooat patut untuk kalian kunjungi ketika berada di Sulawesi Utara. Karena pemandangan dan kesejukan yang ditawarkan sangat jarang kalian dapatkan di tempat lain.

#TantanganODOP3
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day25
#nonfiksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar