Adek Janin (bagian 13)


Ia coba pindah ke lengan kanan, katanya sulit mendapatkan pembuluhnya. Lalu ia pun keluar sebentar dan kembali lagi dengan peralatan infus. Suami sudah datang menemani kembali. Sang perawat kembali berusaha mencari pembuluh darah saya di tangan kiri, tapi tak didapatkannya. Pindahlah ke tangan kanan, alhamdulillah akhirnya dapat juga. Lumayan sakit saat jarum menancap di atas tangan saya. Suami menguatkan dengan menggenggam erat tangan kiri saya sambil mengelus-elus kepala.

Setelah mengisi darah ke tabung, perawat segera memasang infusnya. Suami diminta mengantarkan tabung tersebut ke bagian laboratorium dan membawa kembali hasil pemeriksaannya. Saya memintanya membawa sebungkus roti untuk dimakan sambil menunggu di sana. Kasihan, ia pun sama laparnya dengan saya.
Selama ditinggal suami ke laboratorium, saya dipasangi kateter dan diberikan infus dengan kecepatan yang cukup tinggi. Saya sudah tak bisa menghitung lagi berapa banyak botol infus yang diberikan selama saya di ruang bersalin karena saking cepatnya diisi ulang. Tak sampai satu jam kantung kateter saya sudah berisi urin 1700 liter dan hampir tak sadar akan segera penuh. Ternyata begini rasanya dipasang kateter. Sungguh banyak hal pertama yang saya rasakan di malam ini. Inilah pengalaman pertama saya dirawat di rumah sakit, naasnya terjadi saat kami di rantau jauh dari sanak saudara.
Sekitar pukul 22.00 WITA suami pulang karena harus mengambil sprei untuk dipasang di ranjang ruang rawat, baju dan beberapa keperluan saya termasuk obat penguat kandungan. Saya akan dipindahkan ke sana setelah semuanya siap. Padahal saya berharap tak perlu sampai menginap. Akan tetapi perawat mengatakan kondisi tak memungkinkan untuk pulang malam ini. Setengah jam sebelumnya saya sempat menanyakan ke Ibu Mertua melalui pesan WhatsApp.
Hanif lagi ngapain, Bu?
Setengah jam kemudian masuk balasan di telepon genggam saya.
Masih mainan, Nak. Enggak rewel kok, yang tenang dan sabar aja ya, Nak.
Suami lalu menelepon menanyakan baju apa saja yang hendak dibawa. Kemudian saya berbicara kepada Hanif bahwa malam ini ibunya harus tidur di rumah sakit.
***bersambung***

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day53

Tidak ada komentar:

Posting Komentar