Adek Janin (bagian 10)


Kami berjalan menuju apotek klinik untuk menebus resep obat penguat untuk lima kali pakai. “Seratus delapan puluh lima ribu,” kata asisten apoteker membuyarkan sedikit lamunan saya. Ternyata uang di dompet tak cukup. Kami pun urung menebusnya dan berpikir mungkin ini waktunya kami melakukan survei harga obat di apotek lain.

Setelah menarik tunai uang di ATM, kami mencari obat tersebut ke apotek lain. Apotek pertama tidak menyediakannya. Apotek kedua ada, tapi harus ambil di cabangnya yang lebih besar dengan harga Rp 178.500,00 untuk lima buah suppossitoria. Kami pun jadi mengambilnya. Ternyata selisihnya hanya sedikit. Berarti memang harga obat di sini cukup mahal.
Sesaat sebelum merebahkan diri untuk tidur di malam yang mulai larut, saya meminta suami mengambilkan satu suppossitoria tadi di kulkas dan membantu melihat apakah sudah benar masuk obatnya. Sebenarnya ia bergidik diminta menyaksikan proses tersebut, tapi berusaha membesarkan nyali demi istri dan calon belahan hatinya.
Sabtu, 20 Oktober 2018
Selesai sarapan tinutuan (bubur Manado), darah keluar lagi dengan intensitas yang lebih banyak dan warna yang lebih pekat. Sakit di perut bagian bawah pun enggan lenyap. Saya pun tak kuasa melanjutkan pengepakan barang yang tersisa. Akhirnya hari itu benar-benar dihabiskan dengan berbaring, shalat dan makan saja.
Darah tak berhenti hingga saya selesai menunaikan salat Isya. Suami berkali-kali menawarkan untuk memeriksakan diri. Saya bingung. Baru kemarin periksa, perlukah kembali lagi? Padahal obat penguat sudah digunakan tapi seperti tak berefek. Apakah ini masih perdarahan yang normal atau tidak? Sejak tadi siang saya tak tenang. Seperti ada yang terus berbisik mengenai hal-hal buruk terjadi pada kami. Ya, kami, saya dan si calon jabang bayi.
Ibu Mertua, Putri, dan Mimi mendesak saya untuk berangkat memeriksakan diri karena sudah ada indikasi nyeri yang tak kunjung usai. Saya bersiap-siap dan mengajak Hanif berbicara dengan baik-baik bahwa untuk malam ini ia tidak ikut dulu karena ibunya sementara menahan sakit, akan kesulitan menjaganya ketika di atas motor.
***bersambung***

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar