Adek Janin (bagian 12)


Beberapa menit menunggu, akhirnya seorang perawat laki-laki yang tadi duduk di loket mendorong kursi roda saya. Tersusul lah suami yang tengah panas hati karena dioper ke sana ke sini tanpa ada perawat yang sigap membantu. Jadilah perawat yang tengah mendorong saya terkena luapan emosinya. Segera sadar kekhilafannya, suami langsung meminta maaf. Perawat itu pun santai dan mengerti kegelisahan yang tengah kami alami.

Saya segera dibaringkan di salah satu dari ketiga ranjang yang ada di ruangan bersalin. Perawat berseragam hijau lumut mengukur tensi saya beberapa kali dan kelihatan bingung. “Kok cuma enam puluh?” bisiknya namun masih dapat ditangkap oleh pendengaran saya. Ia pun keluar dan memanggil temannya.
Seorang petugas bertuliskan Bidan Ayu di seragamnya kembali mengukur tekanan darah saya. “Ibu enggak pusing? Tensinya cuma enam puluh.”
Enggak, Ses. Cuma lemas,” jawab saya.
Bidan Ayu pun keluar dan perawat sebelumnya kembali datang menanyakan beberapa kali sambil keheranan karena saya tidak merasa pusing walau tekanan darah amat rendah.
“Ibu belum makan?” tanyanya menyelidiki.
“Iya, belum.” Saya teringat tadi tak selera makan sebelum pergi dari rumah. Selain itu belum ada lauk yang tersedia karena seharian terbaring.
Suami bergegas keluar membeli roti, air mineral, minuman manis, serta sari kacang hijau untuk memperbaiki kondisi saya. Ia pun diminta perawat untuk menebus resep di apotek. Suami yang tangguh harus bolak-balik mengurusi ini itu untuk istrinya sendirian. Saya juga ditinggal makan sendiri karena memang kami hanya bertiga di kota ini. Takdir Allah juga yang membuat Ibu Mertua ada di sini menjaga Hanif di tengah kondisi kalut kami. Kalau tak ada Ibu Mertua, saya tak bisa bayangkan Hanif akan bagaimana.
Setelah tensi darah mulai membaik, perawat hendak mengambil darah saya untuk diperiksa. Akan tetapi berkali-kali ia katakan pembuluh darah saya halus sehingga sulit untuk mengambil darahnya. Ia telah coba di lengan kiri saya, darah tidak keluar padahal lengan sudah diikat dan ditepuk-tepuk agak keras.
***bersambung***

#komunitasonedayonepost
#ODOP_6
#Day52

Tidak ada komentar:

Posting Komentar